Hormon berasal dari
bahasa homaein yang berarti memacu. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin
atau kelenjar buntu dan berfungsi untuk mengatur metabolism, pertumbuhan,
perkembangan, reproduksi, dan tingkah laku. Hormone dibutuhkan pleh tubuh dalam
jumlah sedikit tetapi mempunyai pengaruh besar.
Pada hakekatnya hormone
dan saraf memiliki persamaan tugas dalam pengaturan kegiatan0kegiatan tubuh.
Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya, banyaknya organ tubuh yang
dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya. Perhatikan tabel
berikut ini
Tabel perbedaan antara
sistem saraf dengan hormon
Sistem Saraf Sistem Hormon
Mengantarkan rangsangan
dengan cepat Mengantarkan
rangsangan dengan lembut
Mengantarkan rangsangan
secara kurang teratur Mengantarkan
rangsangan secara teratur
Rangsangan melalui
serabut saraf Rangsangan melalui darah
Hormon dihasilkan oleh
kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran khusus sehingga
juga disebut kelenjar buntu. Hormon dihasilkan oleh sel-sel kelenjar endokrin
bila ada rangsangan saraf yang sesuai. Hormon diproduksi dalam jumlah yang
sangat sedikit. Kemudian hormon diangkut oleh darah menuju ke sel, jaringan,
atau organ target. Pada organ target, hormon mempengaruhi aktivitas enzim
khusus, sehingga dapat mengatur berbagai aktivitas tubuh seperti metabolisme,
reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Kelenjar endokrin pada manusia
meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar
kelamin, dan pankreas (kelenjar pulau-pulau langerhans).
A. Kelenjar Hipofisis
Hipotalamus memainkan
peranan penting dalam koordinasi sistem saraf dan hormone. Misalnya, otak mengirimkan
informasi sensoris mengenai perubahan musim dan ketersediaan pasangan kawin ke
hipotalamus melalui sinyal saraf. Kemudian, hipotalamus akan memicu pembebasan
hormone reproduksi yang diperlukan untuk perkawinan.
Kelenjar hipofisis
terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun ukurannya kecil,
kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh. Kelenjar
hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai kegiatan
dalam tubuh (mastergland).
Hipotalamus
menyekresikan dua buah hormone, yaitu hormon pembebas (releasing hormone) yang
memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya dan hormon
penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti
menyekresikan hormon. Setiap hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis
dikontrol oleh paling tidak satu hormone pembebas dan penghambat yang
dihasilkan oleh hipotalamus.
Kelenjar hipofisis
terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior, intermediate, dan posterior.
Ketiga lobus ini menghasilkan banyak hormon yang sangat penting bagi tubuh
kita. Karena itu, kelenjar hipofisis disebut juga master of gland.
Hormon-hormon yang disekresikan oleh hipofisis dan fungsinya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel hormon-hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis
Hormon Fungsi
Lobus anterior
Hormone pertumbuhan Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan
laju pembentukan protein di dalam sel.
Laktotropik hormone
(LTH) Merangsang produksi air susu
Thyroid stimulating
hormone (TSH) Mengontrol sekresi
hormone oleh kelenjar tiroid
Adrenocorticotropic
hormone (ACTH) Mengontrol sekresi hormone
oleh korteks adrenal
Follicle stimulating
hormone (FSH)
Pada wanita, merangsang
perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen
Pada pria, memicu
testis untuk menghasilkan sperma
Luiteinizing hormone
(LH)
Pada wanita,
menstimulasi ovulasi dan sekresi progesterone
Pada pria, menstimulasi
sel interstisial untuk menghasilkan testosteron
Lobus Intermediat
Melanosit stimulating
hormone (MSH) Mempengaruhi pigmentasi
kulit
Lobus posterior
Hormon antidiuretik
(ADH) atau vasopresin Menurunkan volume
urin dengan cara menyerap air dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah
Oksitosin Memacu kontraksi uterus selama
proses melahirkan dan kelenjar susu agar mengeluarkan air susu.
Hormone diperlukan
dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan berkurang atau
berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan. Jika pada masa
anak-anak, sekresi hormon pertumbuhan berlebih (hipersekresi) akan menyebabkan
pertumbuhan raksasa (gigantisme). Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi
pada di usia dewasa, dapat menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal di lengan,
kaki, dan kepala. Kondisi ini dikenal sebagai akromegali. Sebaliknya, bila
kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak menyebabkan kekerdilan
B. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid di
leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus. Kelenjar tiroid menyekresikan
hormon tiroksin dan kalsitonin. Fungsi dari kedua hormon ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel hormon-hormon
yang dihasilkan oleh kelanjar tiroid
Hormon Fungsi
Tiroksin Mengatur metabolisme tubuh (memacu
kecepatan reaksi kimia dalam sel tubuh, sehingga meningkatkan metabolisme
tubuh)
Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium darah dengan
cara meningkatkan penimbunan kalsium pada tulang keras, mengurangi pengambilan
kalsium dalam usus, atau mengurangi pengambilan kalsium dalam ginjal.
Dalam memproduksi
tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium. Kekurangan iodium dalam jangka
waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar.
Hipotirioditisme
(Kekurangan produksi hormon tiroksin menyebabkan penyakit kretinisme (kerdil
pada anak-anak) dan miksedema (pada orang dewasa). Miksedema ditandai dengan
laju metabolisme
rendah, berat badan berlebihan, rambut rontok, dan bentuk tubuh menjadi kasar.
Kelebihan hormon tiroksin menyebabkan penyakit basedow, yang ditandai mudah
gugup, nadi dan napas cepat dengan tidak teratur, mulut menganga, dan mata
lebar.
C. Kelenjar Paratiroid
(Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid
terletak di dekat kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon paratiroid
(parathormon). Parathormon berperan untuk
meningkatkan pengeluaran fosfor oleh ginjal dan meningkatkan penyerapan
kalsium dari tulang.
D. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal berupa
struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga kelenjar
anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar dan
bagian dalam. Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri
dari mineralokortikoid dan glukokortikoid. Mineralokortikoid berfungsi untuk
membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon
kelamin. Glukokortikoid berfungsi membantu metabolism karbohidrat. Kekurangan
hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan kelelahan,
nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
Bagian dalam (medula)
menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin). Hormon adrenalin memengaruhi
peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan tekanan
darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh
terhadap perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula dalam
darah).
E. Kelenjar Pulau-Pulau
Langerhans
Kelenjar pulau-pulau
langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar pankreas.
Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Hormon insulin dan glukagon
bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam
darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen.
Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang
akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus
(kencing manis) yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah.
Kelebihan glukosa akan dikeluarkan bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus
yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan
lapar, serta badan terasa lemas.
F. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin
terdiri atas testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria) dan ovarium sebagai
kelenjar kelamin betina (wanita). Jadi testis dan ovarium mempunyai kegiatan
endokrin selain fungsi utamanya untuk memproduksi selsel kelamin.
1) Ovarium,
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur oleh hormon
yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan
pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron berfungsi untuk
mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima ovum yang sudah dibuahi.
2) Testis, menghasilkan
hormon testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma
(spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria,
misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
Sekresi hormon tersebut juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh
hipofisis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar